BNPT dan PTPN II Diskusikan Masalah Penggunaan Lahan untuk Memberdayakan Para Santri di Ponpes Al Hidayah

BNPT dan PTPN II Diskusikan Masalah Penggunaan Lahan untuk Memberdayakan Para Santri di Ponpes Al Hidayah

Deli Serdang – Untuk meningkatkan pemberdayaan di bidang pendidikan, pertanian, peternakan maupun perkebunan bagi anak-anak santri dari mantan pelaku terorisme yang sedang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al-Hidayah pimpinan mantan pelaku terorisme, ustad Khoirul Ghozali, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan pertemuan dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II.

Pertemuan yang berlangsung di Pesantren Al Hidayah yang berada di Ds. Sei Mencirim, Kec. Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (1/5/2019) siang tersebut membicarakan mengenai rencana pemanfaatan lahan milik PTPN II yang berstatus sebagai Hak Guna Usaha (HGU) tersebut kepada BNPT yang selanjutnya akan digunakan para santri tersebut untuk memberdayakan kemampuannya dalam program dradikalisasi tersebut.

Kepala BNPT, Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, MH, yang menerima Direktur Utama (Dirut) PTPN II, Dr. Ir Muhammad Abdul Ghani, M.Si dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa pihaknya sudah lama untuk meemohon bantuan kepada PTPN II mengenai lahan yang dimilikinya tersebut apakah bisa dipinjam-pakai kan kepada BNPT dalam menjalankan program deradikalsiasi terebut.

“Saya sebagai Kepala BNPT sudah bicara dengan Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno) karena dalam hal ini tanahnya adalah milik PTPN II. Kami bicara bersama Dirutnya, yang mana pak Dirut sekarang sudah hadir disini (Sei Mencirim), maka akan di komunikasikan lebih lanjut bahwa tanah (lahan) ini sebagian akan dikasih untuk pinjam pakai,” ujar Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius usai pertemuan tersebut.

Kepala BNPT pun menegaskan bahwa pinjam pakai ini tidak boleh diberikan kepada perorangan ataupun Yayasan, tapi kepada Negara dalam hal ini adalah BNPT. “Nah proses administrasinya sekarang ini sedang berjalan. Mudah-mudahan nanti dalam waktu singkat akan diterbitkan oleh pak Dirut PTPN II mengenai lahanyang bisa kita manfaatkan,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Lebih lanjut alumni Akpol tahun 1985 ini mengatakan bahwa saat ini 30 orang santri yang merupakan anak-anak dari para mantan teroris sekarang sudah menunjukkan kemajuan yang bagus sekali. Bahkan beberapa diantaranya sudah banyak yang sudah ikut Ujian Nasional Berstandar Nasional (USBN).

“Dan ini menunjukkan suatu progress yang sangat luar biasa, yang mana anak-anak itu sekarang sudah punya harapan itu. Mereka punya sinergi dengan yang lain juga dengan masyarakat. Tidak ada lagi rasa minder, tidak merasa dimarjinalkan dan kita harapkan ini akan berkembang terus. Harapan kita bukan cuma anak-anak dari mantan teroris saja, tetapi semua bisa masuk disini pendidikannya. Dan tentunya kita akan bantu semuanya,” ucap mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan..

Bahkan Kepala BNPT juga sudah mendapatkan informasi dari ustad Khorul Ghazali bahwa anak-anak mantan teroris yang ada di Poso juga akan terbang ke Sei Mencirim untuk mengikuti pendidikan di pesantren tersebut..

“Kita tadi juga sudah melihat beberapa fasilitasnya untuk menghidupi pesantren ini, wiraswasta yang dilakukan istrinya ustad Khoirul Ghazali, dimana ada peternakan ayam, ada tanaman ketela, jagung dan sebagainya. Tentunya ini sangat luar biasa yang mana akan dibantu juga oleh PTPN II untuk pemberdayaannya,” kata perwira tinggi kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini .

Untuk itu menurut Kepala BNPT, setelah urusan administrasi dengan PTPN II beres, maka nantinya kegiatan pemberdayaan seperti di bidang pertanian dengan menanam agung, ketela, lalu bidang peternakan ayam, perikanan akan lebih dikembangkan lagi. Untuk itu dirinya berpesan kepada para santri jika nantinya bisa mengembangkan usaha budi daya tersebut dalam berwiraswasta, maka pendidikan harus tetap dijalankan hingga selesai.
“Bahkan nanti ada juga sapi. Saya sudah mau ada kerjasama terkait budi daya sapi ini. Karena banyak sekali wiraswasta yang ingin ikut membantu. Tetapi jangan lupa setelah mereka nantinya berwiraswasta, tapi pendidikannya jangan sampai lupa. Itu pesan saya, supaya apa yang kita buat ini betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan pesantren ini sehingga kita dapat mencetak anak-anak yang berprestasi dan memiliki kemampuan untuk itu (budi daya),” ucap mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Hal positif lain menurut Wakapolda Metro Jaya ini, seusai dirinya memberikan pembekalan kepada para Dirut BUM N saat acara BUMN Great Leaders Camp di Sempim Polri, Lembang, Bandung pada Minggu (10/3/2019) lalu terkait isu radikalisme terorisme di negeri ini, maka para Dirut BUMN pun telah berbondong-bondong untuk menyampaikan keinginan membantu BNPT dalam menjalankan program deradikalisasi.

“Setelah itu para Dirut itu menyodorkan kepada saya ‘apa yang mesti kami bantu’. Jadi kita tinggal menyiapkan bagaimana proses program-program kerja itu dapat berjalan dengan baik. Bahkan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) saja akan membantu kita sebanyak tiga Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa). Bayangkan tiga Rusunawa untuk BNPT dalam hal ini kepentingannya untuk para mantan-mantan teroris dan juga yang lainnya,” ujar Kepala BNPT..

Dengan apa yang terjadi tersebut maka hal tersebut akan menjadi sesuatu positif sekali, karean BUMN ingin ikut berkontribusi dan BNPT juga memiliki tugas bagaimana menginspirasi semuanya agar bagaimana mencegah paham-paham radikal terorisme itu tidak berkembang di masyarakat.

“Mudahan niatan baik ini menjadi hal yang sangat signifikan. Karena ini sudah menjadi milik dunia yang mana banyak sekali pejabat dari luar negeri datang Sei Menciri ini melihat ini semua. Mudah-mudahan ini menjadi hal yang positif bagi kita semua bagaimana mengembangkan anak-anak kita ini yang diberikan harapan kedua untuk bisa berubah agar tidak mengikuti jejak orang taunya. Kita akan fasilitasi mereka untuk dapat maju bersama dengan anak-anak bangsa lainnya,” tutur Kepala BNPT mengakhiri.

Turut mendampingi Kepala BNPT yakni Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Irjen Pol Drs. Budiono Sandi, M. Hum, Direktur Dradikalisasi, Prof Dr. Irfan Idris, MA, Direktur Perlindungan Brigjen Pol Drs. Herwan Chaidir selaku Dewan Pembina Ponpes Al Hidayah serta beberapa pejabat eselon III dan IV BNPT lainnya

Sementara turut mendampingi Dirut PTPN II dalam pertemuan tersebut yakni Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan (Kabag Sekper) PTPN II, Adi Arto, S.E dan Kabag Hukum dan Pertanahan PTPN II, Kennedy NP Sibarani S.H. Sementara ustad Khoril Ghazali yang sedang menjalankan ibadah umroh di Tanah Suci diwakili oleh istrinya, Umi Kartini Pangabean.