Sepasang Barongsai menghibur warga etnis Tionghoa yang meryakan Tahun baru Imlek 2564 di Banda Aceh, Minggu (10/2/2013). Warga menyambut tahun baru imlek dengan suka cita.

Atraksi Barongsai Meriahkan Imlek di Banda Aceh

Sepasang Barongsai menghibur warga etnis Tionghoa yang meryakan Tahun baru Imlek 2564 di Banda Aceh, Minggu (10/2/2013). Warga menyambut tahun baru imlek dengan suka cita.BANDA ACEH – Zona Damai : Atraksi sepasang barongsai turut memeriahkan perayaan pergantian tahun baru imlek di Kota Banda Aceh. Warga etnis Tionghoa yang berdoa di vihara, disambut dua barongsai yang melakukan atraksinya di depan Vihara Maitri, kawasan Pecinan Peunayong, Banda Aceh, Minggu (10/2/2013).

Sejak sabtu malam sejumlah vihara di kota Banda Aceh terlihat ramai.  Pengunjung silih berganti masuk ke vihara untuk berdoa menyambut dan merayakan tahun baru imlek 2564.

Meski sederhana, namun pergantian tahun baru imlek kali ini di Banda Aceh dirasa lebih meriah oleh warga etnis Tionghoa. Pasalnya di perayaan tahun baru imlek kali ini mereka bisa menyaksikan atraksi barongsai.

 “Senang sekali ya meriah, dan rame, anak saya senang sekali melihat barongsai,” ujar Afun (50), di Banda Aceh.

Afun mengaku kali ini mereka sekeluarga merayakan imlek bersama di Banda Aceh. “Bahkan keluarga dari luar pun ada yang pulang kesini, jadi terasa ramai,” jelas Afun.

Hal senada juga dikatakan Kho Khie Siong, alias Aky. Ketua Umum perkumpulan Hakka Indonesia Cabang Aceh ini, mengatakan walau sederhana, kali ini ada yang berbeda dalam perayaan imlek tahun ini di Banda Aceh. Kali ini, sebut Aky, sehabis berdoa di vihara, warga tidak lagi langsung pulang ke rumah, tapi mereka bisa menikmati atraksi barongsai yang cukup menghibur.

“Dulu kan tidak pernah ada atraksi barongsai, dan barongsai pun baru setahun terakhir ini bisa melakukan atraksi di Banda Aceh, dan syukur juga kita sudah punya klub barongsai sekarang, sehingga bisa menyajikan atraksi dan semua jadi senang,” jelas Aky.

Tak hanya warga etnis Tionghoa, warga lokal setempat pun menikmati atraksi khas tarian naga singa tersebut. Tokoh sejarah Tionghoa Aceh, Pirus Handalan, mengaku interaksi warga Tionghoa dan warga Aceh sudah terjalin sejak belasan abad yang lalu, hal ini terlihat dengan adanya bukti sejarah berupa Lonceng Cakradonya yang diberikan sebagai hadiah untuk Kerajaan Aceh dari Kaisar Ceng Ho.

“Jadi dengan momentum imlek ini tidak adalagi perbedaan ras dan suku, karena semua sama dihadapan dewa dan sang maha kuasa,” ujar Pirus.

Walau sebelumnya atraksi barongsai sudah mulai dipertontonkan di kota Banda Aceh sejak tahun lalu, namun ini adalah Imlek pertama bagi etnis Tionghoa di Banda Aceh dengan atraksi barongsai. Mereka terlihat antusias menyaksikan atraksi barongsai bahkan hingga membagikan angpau kepada sang naga.

Saat ini sedikitnya 3.000-an warga etnis Tionghoa ada di Banda Aceh. Di tahun Ular Air yang diperkirakan penuh tantangan ini mereka berharap bisa diberi kelancaran hidup dan kesehatan yang prima. [Kompas.com]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *