Ancaman Berdarah ISIS di Oxford Street London

London – Ancaman berdarah kelompok teror Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menargetkan perayaan Natal dan Tahun Baru di Oxford Street, London, Inggris. Itulah propaganda terbaru yang dikeluarkan pendukung kelompok teror ISIS yang menunjukkan seorang jihadi bersenjata berat berjalan menyusuri pusat perbelanjaan tersibuk di kota London yang tengah merayakan Natal dan Tahun Baru.

Ancaman berdarah yang mengerikan dari panglima perang ISIS yang dikeluarkan pekan lalu, memang cukup mengerikan bagi pengunjung Oxford Street London. Propaganda berbunyi, “Mulai sekarang dan seterusnya kita akan menyerang mereka dan mereka tidak akan menyerang kita.”

Tak sekadar akan menjadikan Oxford Street London bermandikan darah. Pendukung kelompok teror ISIS, juga sudah mengeluarkan ancaman terhadap Ratu Kerajaan Inggris, Elizabeth II. Kepala sang ratu yang berlumuran darah berada di depan bendera serikat pekerja. Pisau ukir yang berceceran darah terletak di atas gambar, yang membawa peringatan, “Di bawah pengamatan … segera.”

Ancaman juga telah dilakukan terhadap keluarga kerajaan melalui poster-poster berdarah, termasuk terhadap Pangeran Harry yang baru saja bertunangan dengan Meghan Markle. Bukan hanya London yang menjadi sasaran propaganda itu, beberapa kota yang tengah merayakan Natal seperti New York, Perancis, Vatikan, dan Roma juga
masuk dalam ancaman teror ISIS.

Seperti dikutip dari ‘dailymail.co.uk’, Rabu (6/12/2017), sayap propaganda ISIS, Yayasan Wafa Media, terus mengupayakan ancaman meski rezim tersebut menderita kerugian besar di Suriah dan Irak. ISIS semakin beralih ke pendukung serigala untuk memanfaatkan kekerasan di seluruh dunia.

Rita Katz, Direktur SITE Intelligence Group mengatakan, Wafa Media Foundation mengkhususkan diri pada jenis grafis ini. “Ancaman Wafa, seperti yang baru-baru ini dikeluarkan oleh kelompok media pro-ISIS, adalah perintah serangan yang spesifik dalam dorongan yang lebih besar. Ini merupakan serangan ‘lone wolf’, setelah ISIS kehilangan kekuasaan di Irak dan Suriah,” katanya.

“Meski begitu, ancaman ini harus dipertimbangkan secara serius. Karena ada elemen publisitas terhadap ancaman kelompok media pro-ISIS terhadap tempat-tempat seperti Vatikan dan kota-kota besar dunia lainnya, termasuk Piala Dunia FIFA 2018. Ini sangat membahayakan,” pungkasnya.