Peacekeepers from the United Nations Integrated Multidimensional Stabilization Mission in the Central African Republic (MINUSCA) patrol in front of the Cathedral in Bangassou on February 3, 2021. - On January 3, 2021, the city of Bangassou was attacked by hundreds of militiamen from the armed group coalition Coalition of Patriots for Change (CPC), causing tens of thousands of people to flee into the bush and neighboring DR Congo. Since the end of December 2020, the rebel coalition has taken control of the main roads and several of the country's major cities. (Photo by ALEXIS HUGUET / AFP)

2 Polisi dan 3 Paramiliter Rusia Tewas Terkena Bom di Afrika Tengah

Berberati – Teror bom terus terjadi di beberapa belahan dunia, terutama di Timur Tengah dan Afrika. Terakhir, sebuah bommeledak di pinggir jalan wilayah barat laut Republik Afrika Tengah. Ledakan itu menewaskan 2 polisi dan 3 paramiliter Rusia

Seperti dilansir AFP, Senin (31/5/2021), ledakan itu terjadi ketika rombongan konvoi militer tengah bergerak di wilayah yang kerap dilanda konflik di Afrika Tengah. Tak hanya itu, berdasarkan informasi dari sumber-sumber PBB, serangan itu juga melukai lima anggota pasukan keamanan Afrika Tengah.

“Tiga sekutu Rusia dan dua petugas polisi Afrika Tengah tewas,” kata juru bicara pemerintah Ange Maxime Kazagui.

Otoritas setempat mengatakan bom itu meledak ketika rombongan milter tengah berkonvoi di jalan antara Berberati dan Bouar. Wilayah tersebut terletak lebih dari 400 kilometer dari ibu kota Bangui.

Usai insiden tersebut, sebuah helikopter Rusia pun dikirim ke tempat kejadian untuk memulihkan tubuh para korban dan yang terluka.

Untuk diketahui, PBB mengatakan 11 orang tewas dalam waktu kurang dari sebulan oleh ranjau di negara itu terutama di sisi barat laut tempat beberapa benteng terakhir kelompok pemberontak berada. Kehadiran bom pinggir jalan dan ranjau juga fenomena yang agak baru di negara ini selama konflik bertahun-tahun.