Tahun 2018 Akan Menjadi Tahun Yang Berat Dalam Melakukan Pencegahan Radikalisme Terorisme

Jakarta – Tahun 2018 akan menjadi tahun yang cukup berat dalam melakukan langkah-langkah pencegahan terorisme terutama berkaitan dengan geo politik dunia yang sangat dinamis akhir-akhir ini. Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol, Drs. Suhardi Alius, MH, dalam sambutannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang berada di 32 Provinsi.

“Tahun 2018 akan menjadi tahun politik yang cukup signifikan. FKPT diharapkan bisa lebih detail dan mendalam untuk mendeteksi dan mencegah paham radikal terorisme di daerah. Jangan sampai situasi itu dimanfaatkan kelompok ekstrim serta dapat meredam radikalisme dan terorisme agar jangan sampai berkembang. Masalah Yerusalem juga dapat menginisiasi kelompok-kelompok ekstrim untuk berbuat yabg tidak pantas,” ujar Komjen Pol Suhardi Alius di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Senin (18/12/2017) malam.

Mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini menyampaikan banyak terima kasih kepada panitia penyelenggara, maupun Pengurus dan Staf FKPT dari 32 Provinsi, yang telah menginisiasi kegiatan ini, karena ini momentum yang bisa mempertemukan secara langsung.

“Momentum ini hanya 2 kali dalam setahun yakni Rakernas di awal tahun yang membahas rencana program atau kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang tahun anggaran berjalan dan di Rakornas seperti saat ini,” ujar Alumni Akpol tahun 1985 ini.

Mantan kabareskrim Polri ini menjelaskan, Rakornas ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan bersama dan apa yang baik dapat dipertahankan serta apa yang masih kurang bagaimana caranya agar dapat ditingkatkan.

“Ini karena FKPT ini akan menjadi eksis di daerah dan akan menjadi potensi yang besar bersama masyarakat untuk membendung paham terorisme,” ujarnya.

Lebih lanjut mantan Kapolda Jawa Barat ini membeberkan memgania apa yang telah dilaksanakan lima bidang yang telah dilaksanakan di tahun 2017 ini. Bidang Agama, Pendidikan, dan Dakwah selama ini telah melaksanakan kegiatan pelibatan civitas academica dalam pencegahan terorisme, dengan sasaran peserta birokrasi kampus dan lembaga dakwah kampus (LDK).

“Kegiatan ini di beberapa kampus menghadapi situasi yang hangat dan dinamis. Dinamika seperti itu sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya, mengingat infiltrasi kelompok radikal terorisme di beberapa perguruan tinggi sudah berjalan lama dan mengakar,” ujanrya.

Menurutnya resistensi yang muncul di lingkungan tersebut selama ini telah menunjukkan bahwa selama ini mereka merasa nyaman bergerak tanpa hambatan. “Intervensi seperti ini tetap dibutuhkan untuk mempersempit ruang gerak dan pengaruh mereka di kalangan dosen dan mahasiswa,” ujarnya.

Lalu di bidang Sosial Budaya mantan Kadiv Humas Polri ini menyebutkan bahwa bidang ini telah melaksanakan kegiatan pelibatan komunitas seni budaya dalam pencegahan terorisme melalui sastra cinta damai, cegah paham radikal.

“Minggu lalu launching buku sastra, antologi puisi “Akulah Damai, Kumpulan Puisi Persatuan Indonesia” di Yogyakarta. Seni, sebagai sarana penyampaian pesan, akan terus kita manfaatkan untuk menyebarluaskan pesan damai dan harmoni. Tidak menutup bahwa para sastrawan dan para musisi akan dilibatkan dalam menggemakan semangat kebangsaan lewat semacam konser damai,” tuturnya.

Selanjutnya di bidang Media Massa dijelaskan mantan Kadiv Humas Polri ini telah melaksanakan kegiatan kunjungan ke redaksi media-media lokal, serta mengadakan lomba karya tulis jurnalistik bertemakan pencegahan terorisme bagi para awak media. tidak sedikit wartawan yang telah menulis tentang tema ini.

“Isu terorisme adalah isu strategis dan menarik, oleh karena itu kita upayakan untuk meneruskan pemberian insentif, melalui lomba karya tulis jurnalistik bagi para wartawan,” kata mantan Wakapolda Metro Jaya ini.

Kemudian di bidang pemuda dan perempuan pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini menjelaskan bahwa bidang ini telah melaksanakan kegiatan rembuk kebangsaan perempuan sebagai pelopor perdamaian dan lomba video pendek bagi siswa SMA/Sederajat dengan tema Di Bawah Sang Merah Putih

“Lomba video pendek sudah diumumkan pemenangnya di Yogya pada 8 Desember 2017 di acara Anugerah Indonesia Damai,” ujarnya.

Dan di bidang Pengkajian dan Penelitian dijelaskannya telah melaksanakan Survei Nasional tentang Daya Tangkal Masyarakat terhadap Pengaruh Radikalisme dan Terorisme yang mana hasil dari survey tersebut sempat heboh di beberapa media. Dimana daya tangkal di beberapa provinsi relatif lebih lemah dibanding provinsi lainnya dimana 5 (lima) teratas yaitu Bengkulu; Gorontalo; Sulawesi Selatan; Lampung dan Kalimantan Utara.

“Penelitian yang telah dilaksanakan selama 9 (sembilan bulan) ini melibatkan 9.600 responden secara acak di 32 provinsi. Penelitian ini dilaksanakan oleh para ahli di bidangnya yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis,” ucapnya menjelaskan.

Di akhir sambutannya mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Kapolres Metro Depok ini berharap bahwa melalui Rakornas FKPT ini para pengurus FKPT dapat terus mempererat silaturrahmi dan meningkatkan koordinasi.

“Tentunya ini apresiasi dari kami terhadap pengurus FKPT di antara kesibukan sehari-hari, meluangkan waktu untuk bekerja bersama BNPT,” ujarnya mengakhiri

Dalam kesempatan tersebut Kepala BNPT berkenan memberikan plakat kepada pengurus FKPT yang habis masa jabatannya yang mana dalam kesempatan tersebut para penerima plakat ini diwaklii oleh Ketua FKPT yakni Prof. Yusny Saby, BA, MA, Ph.D (Aceh), Nizhamul, SE, MM (Riau), Drs. H. Lukman Djafrie, MBA (Jambi), Prof. Dr. H. Syaifullah, SA (Sumatera Barat), Drs. Uziman Irwandi, MM (Sematera Selatan, Dr. Abdul Syukur, M.Ag (Lampung), Drs. Iskandar ramis, M.Si (Bengkulu), Dr. Danny Setiawan, M.Si (Jawa Barat), Drs. H. Zainal Musappa, MM (DKI Jakarta), Dr. Najahan Musyatak, MA (Jawa Tengah), KH. Abdul Muhaimin (DI Yogyakarta), Drs. Lalu Mudjitahid (NTB), Dr. Zeet Hamdi Asovie, MTM (Kalimantan Barat) dan Drs. H. Ryha Madi (Sulawesi Tenggara).

Selanjutnya para pengurus yang telah mengakhiri masa jabatannya itu akan menjadi penasihat FKPT di daerah sesuai provinsinya masing-masing.