Sniper Pasukan Khusus Inggris Tewaskan 100 Militan ISIS Dalam ‘Perang Rahasia’

London – Tim penembak jitu (sniper) pasukan khusus Inggris Special Air Service (SAS) melancarkan ‘perang rahasia’ terhadap para militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) yang bersembunyi di gua-gua pegunungan Irak. Serangan tersebut menewaskan 100 pejuang ISIS.

Serangan tersebut dilakukan pasukan SAS dalam upaya untuk menghentikan kebangkitan ISIS. Mereka melacak keberadaan pasukan ISIS ke gunung-gunung dan kemudian menyerang dengan senapan sniper, artileri, dan serangan udara dari jet dan drone tanpa awak.

Dalam tiga bulan terakhir dilaporkan setidaknya ada 10 pertempuran antara kelompok milisi tersebut dengan pasukan elite Inggris. Kepala pertahanan Inggris yang mulai putus asa bekerja keras agar kelompok tersebut tidak muncul lagi di Irak dan Suriah.

Tak hanya di Irak utara, operasi rahasia juga telah dilakukan di Suriah, di mana para milisi asal Inggris diidentifikasi dari ID dan DNA mereka.

Salah satu pertempuran mematikan terjadi pada 28 April di pegunungan Hamrin, di mana 10 milisi ISIS tewas.

Menurut laporan yang dipublikasikan Mail Online pada Minggu, pasukan SAS didukung oleh dua jet tempur Typhoon Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF), yang diyakini telah menembaki gua-gua tempat para teroris bersembunyi.

Pada 18 hari sebelumnya, pesawat tempur dan pesawat nirawak atau drone digunakan dalam bentrokan dengan para ekstremis dalam pertempuran lain.

Pada 23 dan 31 Mei, serangan pesawat nirawak menewaskan para milisi ISIS, tetapi tidak diketahui berapa banyak. “Resimen telah mengalami hari-hari di lapangan,” kata seorang sumber pertahanan Inggris.

“Sudah biasa menjadi prajurit yang sulit dalam kondisi sulit, sangat panas dan bergunung-gunung, dan milisi ISIS berjuang sampai mati,” ujarnya. “Sekitar 100 militan telah tersingkir,” imbuh dia.

Sumber itu mengatakan tidak ada korban sipil dalam operasi rahasia berbulan-bulan tersebut. Meskipun wilayah-wilayah Irak dan Suriah yang diduduki ISIS telah dibebaskan tahun lalu, para pakar intelijen masih khawatir bahwa kelompok teror itu belum pergi.

PBB memperkirakan bahwa ISIS masih memiliki dana cadangan USD100 juta dan mempertahankan keanggotaannya dalam jumlah besar.