Perusahaan Swasta harus turut serta menjadi Agen Penyebaran Nila-nilai Kedamaian dan Anti Radikalisme

Jakarta – Kalangan perusahaan swasta diharapkan bisa ikut serta menjadi agen penyebaran nilai-nilai kedamaian, anti radikalisme dan melakukan deteksi dini di lingkungannya. Hal ini sebagai upaya untuk membangkitkan semangat persatuan dan membangun perlawanan dalam membentengi perkembangan gerakan radikal.

Hal tersebut dikatakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industry (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, MBA, dalam sambutannya pada acara Sarasehan dan Seminar Pencegahan Online bersama Perusahaan Swasta. Seminar yang mengambil tema “Langkah Praktis Pencegahan Radikalisme Di Lingkungan Perusahaan Swasta” yang diselenggarakan Subdit Kontra Propaganda pada Direktorat Pencegahan di Kedeputian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang.digelar pada Kamis (9/7/2020).

“Untuk ikut membentengi radikalisme ini di perusahaan-perusahaan swasta dapat juga melakukan beberapa hal antara lain dengan memfasilitasi kegiatan penyuluhan atau diskusi terkait dengan pilar-pilar kebangsaan yang meliputi pengamalan Pancasila, Undang-undang Dasar 45, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Ketua Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, MBA.

Lebih lanjut Rosan mengatakan, dengan adanya kegiatan seperti tersebut diatas akan dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Selain itu perusahaan-perusahaan swasta juga bisa memfasilitasi pembentukan forum kerukunan untuk mengamalkan nilai-nilai kedamaian, toleransi dan inklusifisme.

“Selain itu kita juga bisa memfasilitasi pembentukan tim kewaspadaan dini, memfasilitasi keuntungan tim penanggulangan dan juga pencegahan paham radikalisme untuk membantu BNPT,” ujar pria peraih gelar Master dari European University di Antwerpen ini.

Melihat hal tersebut pihaknya berharap kepada perusahaan-perusahaan swasta untuk bisa membantu mengembangkan berbagai bentuk kemitraan dengan masyarakat yang membutuhkan akses sosial untuk mengurangi kemiskinan, kesenjangan dan ketidakadilan ddalam rangka pemanfaatan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan.

“Dengan latar pemandangan di atas, saya atas nama Kadin Indonesia menyampaikan rasa terima kasih dan juga dukungan yang setinggi-tingginya kepada BNPT dalam upaya terus menanggulangi dan juga mencegah radikalisme di Indonesia,” ujar pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1968 ini.

Lebih lanjut Rosan menjelaskan bahwa perkembangan radikalisme di Indonesia memang sudah ada sejak tahun 1950. Dan pasca reformasi, dimana era demokratisasi sampai pada masa saat ini membuat banyak gerakan-gerakan yang beraroma radikal ini bertumbuh. Apalagi di era digital ini dengan memanfaatkan media sosial di alam kebebaskan ini untuk juga merubah perilaku dan paham individu atau kelompok berdasarkan nilai-nilai serta paham ideologi yang dianutnya.

“Paham radikal sini menyentuh hampir semua lini masyarakat, baik masyarakat sipil, BUMN dan swasta bahkan tadi seperti disampaikan oleh Kepala BNPT termasuk aparat kemanana. Radikalisme ini dapat dikenali dari sikap sikapnya seperti intoleransi, fanatik, merasa benar sendiri, eksklusif seperti dengan membedakan diri sendiri dari yang lain dan juga menggunakan cara-cara kekerasan, bukan jalan damai,” katanya.

Oleh karena itu penanggulangan dan pencegahan radikalisme ini merupakan program harus yang harus ditangani secara bersama-sama baik itu oleh pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan secara sistematis masif dan juga terstruktur. Sehingga seluruh komponen dapat membentengi pengaruh atau paham ideologi dari gerakan radikalisme tersebut.

“Gerakan radikalisme ini didorong oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Internal antara lain kita tahu dari masalah keluarga, kondisi kejiwaan dan psikologis seseorang individu, sehingga merasa tidak bahagia, kecewa dan frsutasi. Mereka ini adalah golongan individu yang mudah terjerumus dalam rangka mengikuti paham dan gerakan radikal,” ujar pria yang pada pengurusan Kadin sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial ini.

Sementara untuk faktor eksternal menurutnya bisa bersumber dari perkembangan di tingkat Global, paham paham agama yang radikal dan timbulnya kelompok-kelompok radikal, perkembangan politik nasional dan juga faktor kemiskinan.

“Perkembangan tingkat Global contohnya konflik di Timur Tengah yang telah menimbulkan paham-paham yang keras, tidak toleran, berkembangnya kelompok-kelompok radikal di Indonesia bahkan mungkin juga motif poliik yang tidak sesuai dengan paham atau ideologi yang dianut oleh segelintir kelompok tersebut,” katanya.

Untuk itu menurutnya, upaya pencegahan dan penanggulangan radikalisme dikalangan perusahaan swasta ini harus memperhatikan beberapa sektor, baik internal maupun juga faktor eksternal.

Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada BNPT dan BUMN yang telah meluncurkan buku panduan pencegahan radikalisme di BUMN dan juga di Perusahaan Swasta bebrapa waktu lalu. Yang mana hal itu diharapkan bisa menjadi panduan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan pekerjaannya masing-masing.

“Hal ini dalam rangka kita juga mengidentifikasi dan dari penyebaran radikalisme di perusahaan dan juga sebagai langkah untuk menetapkan langkah-langkah sistematis dan terstruktur untuk melawan radikalisme ini di lingkungan perusahaan swasta,” ujarnya.

Untuk itu dirinya berharap Kadin bisa terus u bekerja sama dengan BNPT untuk mengembangkan organisasi dengan menggunakan buku panduan dalam memberikan pengertian dengan cara yang lebih sederhana, praktis dalam pencegahan radikalisme di kalangan perusahaan masing-masing. Piahknya pun juga sudah menyebarka dam memberikan buku ini kepada seluruh Kadim di seluruh provinsi dan juga kepada level kabupaten/kota.

“Dan mereka menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada BNPT dan juga BUMN. Semoga sarasehan ini dapat menghasilkan masukan-masukan dan inputan yang efektif, produktif dalam rangka kita menanggulangi dan juga mencegah radikalisme di Indonesia, khususnya di kalangan perusahaan swasta sehingga terwujud Indonesia yang damai, adil dan sejahtera,” kata Rosan mengakhiri.

Seperti diketahui, acara seminar ini diikuti pula oleh Kepala BNPT, Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amr,MH, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis, Lc., MA., Ph.D dan Direktur Pencegahan BNPT, Irjen Pol. Ir. Hamli, ME, sebagai narasumber. Acara ini diikuuti perwakilan Direksi Perusahaan Swasta, Kepala HRD Group Perusahaan, Pengurus Kadin Indonesia dan Pengurus Asosiasi dari berbagaii Perusahaan.