ISIS Bangun Kekuatan Saat Pandemi Covid-19, PBB: Awas Ada Serangan

Jakarta – Pandemi virus corona baru (Covid-19) sempat memuncak di beberapa wilayah dunia sehingga pemerintah setempat menerapkan peraturan lockdown agar setiap orang mampu terhindar dari paparannya. Lockdown atau penguncian tersebut dinilai berpengaruh terhadap beberapa aktivitas manusia, seperti organisasi Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS).

Dilansir The Sun via laman pikiran-rakyat.com, terdapat laporan yang dikirim ke anggota dewan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Laporan tersebut menyatakan bahwa ISIS menyusun sebuah rencana selama menerapkan peraturan lockdown virus corona.

Rencana tersebut yakni mengeksploitasi celah keamanan yang disebabkan oleh Covid-19, dikhawatirkan serangan itu dapat dilangsungkan karena perbatasan wilayah selama pandemi dinilai kendur. Ahli keamanan pun percaya bahwa resesi di seluruh dunia dapat membantu ISIS menumbuhkan organisasinya.

Laporan dari PBB menyebutkan, ISIS atau kerap pula disebut ISIL berhasil menggunakan situasi lockdown untuk memantapkan rencana dan rekrutmen anggota baru.

“ISIL (ISIS) telah memiliki audiensi yang ditahan selama penguncian dan, jika berhasil menggunakan ini untuk tujuan perencanaan dan rekrutmen, ada kemungkinan bahwa pelonggaran pembatasan di zona non-konflik akan melihat lonjakan dalam serangan sekali target menjadi tersedia lagi,” tulis PBB.

Menurut PBB, jika dibandingkan dengan periode pada tahun lalu, jumlah serangan di Irak dan Suriah belakangan telah meningkat secara signifikan pada tahun 2020.

Namun para ahli percaya bahwa pembatasan perjalanan dan batasan pada pertemuan publik dalam jumlah besar akan membuat kelompok teror tersebut tidak memiliki target potensial selama penguncian.

Mereka menilai bahwa ISIS akan kesulitan dengan jam malam yang diberlakukan di beberapa tempat sehingga mengganggu rencana teror dan mengurangi jumlah target. Laporan itu juga menyebutkan bahwa dapak pandemi Covid-19 bagi para teroris cukup bervariasi.

“Dampak pandemi Covid-19 pada terorisme bervariasi antara zona konflik dan zona non-konflik dan antara ancaman jangka pendek dan jangka panjang,” tulis laporan tersebut.

Menurut PBB, ISIS pun telah menggunakan situasi dari Covid-19 untuk memajukan sebuah propaganda dan penggalangan dana.

“Kelompok menggunakan wabah untuk memajukan propaganda dan penggalangan dana dan, di beberapa daerah, berusaha untuk mengambil keuntungan dari persepsi bahwa perhatian pasukan keamanan dialihkan ke tempat lain,” tulisnya.

Ditambah, situasi saat ini membuat operasi serangan ISIS jadi melambat dibandingkan biasanya. “Pada saat yang sama, pandemi telah membuat perjalanan lintas batas lebih sulit dan target lebih sulit dipahami, dan tempo operasi serangan telah melambat dengan jelas di beberapa daerah,” tulis PBB.

Laporan tersebut pun mencatat adanya ‘keheningan’ pemimpin baru ISIS, Amir Muhammad Sa’id Abdal-Rahman al-Mawla. Sebelumnya, ISIS sempat mengklaim bahwa mereka adalah ‘prajurit Allah’ dan bersumpah untuk meluncurkan serangan terhadap Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Para ahli khawatir kelompok teror itu bersiap untuk mengeksploitasi pandemi untuk merekrut anggota baru dan merencanakan serangan di Barat. Adapula dua poster propaganda yang menampilkan Chicago dan London Tower Bridge dengan teks ‘pukul mereka ketika mereka tidak mengharapkannya’.

Raja Yordania, Jordan pernah mengingatkan pada bulan Januari 2020 lalu bahwa ISIS sedang berkumpul dan kembali ke Timur Tengah. Ia pun khawatir tentang pembentukan kembali dan bangkitnya ISIS di Suriah selatan dan timur, juga Irak barat selama pandemi virus corona berlangsung.