Damai Dengan Taliban, AS Tarik Pasukan dari Lima Pangkalan Militer di Afghanistan

Washington – Amerika Serikat menarik pasukan dari lima pangkalan di Afghanistan sebagai bagian dari perjanjian damai dengan Taliban, meski krisis politik dan kekerasan masih berlangsung.

Perwakilan khusus Presiden Donald Trump untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad mengatakan, kesepakatan itu berjanji untuk menarik semua pasukan AS dari pangkalan dalam 135 hari pertama.

“AS telah bekerja keras untuk melakukan tahap pertama dari komitmennya berdasarkan Perjanjian, termasuk mengurangi pasukan & meninggalkan lima pangkalan” kata Khalilzad di Twitter seperti dikutip dari Fox News, Rabu (15/7).

Pangkalan militer yang di tinggalkan pasukan AS itu terletak di provinsi Helmand, Uruzgan, Paktika, dan Laghman. Pangkalan-pangkalan itu terletak di Afghanistan selatan dan timur.

Peperangan di Afghanistan antara Taliban dan tentara Amerika Serikat yang berlangsung sejak 11 September 2002 mencapai akhir setelah pemimpin kedua pihak sepakat mencapai kata damai.

Perjanjian damai ditandatangani oleh Mullah Abdul Ghani Baradar selaku perwakilan Taliban dengan Zalmay Khalizad yang merupakan utusan AS yang disaksikan Presiden Afghanistan, Mohammad Ashraf Ghani, pada 29 Februari 2020.

Dari empat poin perdamaian yang disepakati kedua belah pihak, salah satu isinya adalah AS menarik semua pasukannya dari Afghanistan serta membebaskan tawanan Taliban. Sedangkan basis militer AS dimanfaatkan sebagai kamp latihan tentara Afghanistan.

Dalam implementasinya, Pemerintah AS telah membebaskan lebih dari 4.000 tahanan Taliban, sebaliknya Taliban melepaskan lebih dari 600 tentara pasukan keamanan nasional yang di dalamnya termasuk tentara AS.

Saat ini, terdapat lebih dari 10.000 tentara asing termasuk 8.500 militer AS yang bertugas di Afghanistan untuk melatih dan membantu tentara lokal dalam perang melawan geriliyawan lokal yang masih menimbulkan kekacauan.

Selain kelompok geriliyawan pecahan dari Taliban, tentara keamanan gabungan di Afghanistan juga masih harus menghadapi ancaman dari kelompok milisi Al-Qaeda.