Cegah Terorisme dan Radikalisme, Masyarakat Harus Tingkatkan Deteksi Dini

Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo meminta kepada seluruh elemen masyarakat ikut serta dalam melakukan deteksi dini memerangi terorisme dan radikalisme. Mendagri juga menghimbau pemerintah daerah (pemda) untuk membangun komunikasi dengan jajaran Forkompinda dan tokoh.

Tjahyo Kumolo menjelaskan, Forkompinda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) cakupannya sampai pada tingkat kecamatan. Seorang Camat harus paham kalau di wilayahnya ada kepolisian (Kapolsek) dan TNI (Danramil). Begitu juga para tokoh mulai dari tokoh masyarakat, adat dan keagamaan di sana sehingga deteksi dini bisa berjalan.

“Kita harus mendukung Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan aparat keamanan untuk menuntaskan masalah terorisme serta radikalisme di Indonesia. Tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah terorisme dan radikalisme,” kata Mendagri Tjahyo Kumolo, Minggu (27/5/2017).

Mendagri juga mengajak seluruh elemen masyarakat bisa ikut serta dalam mengambil sikap terhadap pihak-pihak yang ingin mengacak-acak bangsa. Upaya yang harus dilakukannya adalah berani menentukan siapa kawan dan lawan. Ini adalah cara terbaik untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia dengan kebhinnekaannya.

Menurutnya, terorisme yang berakar dari kebencian, cemburu, iri dan dengki terhadap suku, agama ras, antarkelas, dan golongan ini sangat destruktif. Hal ini pun jelas bertentangan dengan Pancasila dan ajaran agama manapun. Makanya, bangsa ini harus memakluman perang melawan terorisme serta radikalisme.

Saat ini adalah momentum yang tepat untuk memberantas tuntas terorisme radikalisme dan ujaran kebencian yang berbasis SARA. Langkah preventif yang dapat dilakukan adalah melarang ujaran kebencian tersebut. Pemerintah senantiasa hadir dalam upaya mewujudkan ketertiban dengan cara deteksi dini. Hal tersebut juga perlu dilakukan oleh semua elemen masyarakat.